Pages

Tampilkan postingan dengan label Social. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Social. Tampilkan semua postingan

Politik dan Kekuasaan

Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut berperan serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat. Karena menyangkut kepentingan rakyat banyak dan kepemimpinan atas masyarakat luas, maka politik amat sangat dekat dengan kekuasaan. Inilah mungkin yang membuat banyak orang memutuskan terjun ke kancah politik. Karena dengan terjun ke politik, orang akan semakin dekat dengan kekuasaan. Bisa jadi inilah yang dipahami oleh kebanyakan orang.

Di sisi lain, karena politik berusaha mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat, politik juga dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas. Namun, pola ini seakan tertutupi oleh pandangan umum sebagaimana yang disebutkan di atas dan berusaha dibuang jauh-jauh dari masyarakat. Padahal, inilah sesungguhnya hakikat dari politik yang sesungguhnya, sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran melalui orang-orang yang diserahi amanah untuk mengurus urusan masyarakat. Orang-orang yang bekerja dan diberi amanah untuk mengurusi urusan orang banyak yang dipilih melalui proses politik harus memahami hakikat ini. bahwa mereka dipilih untuk mengurusi urusan rakyat dan bekerja sebagai pelayan bagi rakyat.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang yang melalui proses politik sekaligus diberi amanah untuk bekerja untuk rakyat malah menjadi orang pertama yang mengkhianati amanah itu, dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan golongannya sendiri di atas kepentingan rakyat. Jadi, sebenarnya orang-orang yang bekerja dalam orbit politiklah, dan bukan politik itu sendiri, yang telah membuat stigma dan label bahwa politik selalu berorientasi pada kekuasaan. Orang-orang yang telah mengingkari amanah rakyatlah yang telah membuat politik, dan bekerja dalam orbit politik, itu sesuatu yang buruk dan amat lekat dengan korupsi.

Ketika ada sekelompok masyarakat berusaha memahami politik dengan benar, tidak banyak orang yang mempercayainya. Ketika ada sekelompok orang menggunakan politik untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran, orang menganggapnya sebagai sebuah kesia-siaan. Ketika ada sekelompok orang yang berusaha mengembalikan amanah rakyat dalam politik kepada yang berhak mengembannya dan untuk kepentingan rakyat, banyak orang yang memicingkan mata bahkan berpaling darinya.

Kita tidak berani mengakui bahwa memang ada sekelompok orang yang benar-benar memahami dan menjalankan politik dengan benar dan tetap mengikuti pandangan umum bahwa politik itu kotor.

Disini saya ingin menyodorkan suatu analogi. Sudah menjadi pandangan umum bahwa setiap laki-laki hanya memandang wanita sebagai objek seks belaka. Ini merupakan pandangan umum yang walaupun belum tentu diakui tetapi pada kenyataannya dipakai sebagai pandangan umum. Tentu tidak ada orang yang berani dan secara terang-terangan mengakui hal ini. namun pada kenyataannya pandangan ini banyak dianut oleh banyak orang.

Di lain pihak, ada sebagian kalangan dari pria yang mengingkari pandangan umum ini. menurut kelompok pria ini wanita tidak hanya sebagai objek seks belaka bahkan lebih mulia dan lebih tinggi dari ini. kalangan pria ini lebih memuliakan dan lebih menghargai wanita sebagai makhluk tuhan yang memiliki fitrah. Tentu sulit membuktikan bahwa ada segolongan pria yang menganggap wanita seperti ini, tetapi kita tahu pasti bahwa ada pria yang berpegang teguh dalam pandangan ini.

Demikian halnya dengan pandangan bahwa politik yang dipandang secara umum hanya sebagai jalan untuk mencapai kekuasaan. Pandangan ini sudah menjadi pandangan umum yang ada dalam benak banyak orang, walaupun tidak ada seorang pun yang akan mengakui hal ini. tetapi kita tahu pasti kebanyakan orang berpandangan seperti ini. ketika seorang tokoh partai ditanyakan tentang pandangannya untuk terjun ke dalam dunia politik, saya berani menjamin tidak akan keluar dari mulutnya pernyataan bahwa dia menginginkan kekuasaan. Selalu yang keluar dari mulutnya bahwa dia ingin bekerja untuk rakyat.

Namun, apakah kenyataannya demikian?
Sesuai dengan analogi tadi, ketika ada sekelompok orang yang berusaha memahami politik dengan benar, berusaha mengembalikan amanah rakyat kepada yang berhak menerima, dan bekerja untuk melayani rakyat, kita perlu memahaminya sebagai segolongan pria yang menganggap wanita lebih mulia dan lebih berharga dari sekedar objek seks belaka. Kita mungkin sulit membuktikan golongan ini benar-benar ada tetapi kita tahu mereka benar dan yakin dengan pendiriannya dan golongan ini ada.

Jadi, ketika kita mengakui ada segolongan pria yang memiliki prinsip lebih menghargai wanita sebagai makhluk yang memiliki fitrah walaupun tidak bisa dibuktikan, kita tentu juga mau tidak mau harus mengakui bahwa ada sekelompok orang yang memang sungguh-sungguh berusaha memahami politik dengan benar sesuai dengan hakikatnya.

Orang-orang yang berusaha memahami politik dengan benar ini tidak menjadikan kekuasaan sebagai tujuan akhir, tetapi justru dengan kekuasaan itulah mereka baru memulai sebuah usaha yang lebih tinggi dan lebih mulia, menjadi pelayan bagi rakyat dan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Dan, yakinlah bahwa golongan ini ada dan jika anda meyakininya jangan ragu-ragu untuk memilih mereka.

uploaded from : kompas

KOMUNIKASI

Komponen komunikasi
          Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
§  Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
§  Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
§  Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
§  Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
§  Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
§  Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

Proses komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1.    Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.    Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon,surat, e-mail, atau media lainnya.
3.    media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
4.    Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke alam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
5.    Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Konflik Individu

Konflik Individu
               Konflik individu pasti dimiliki oleh setiap manusia, bayangkan jika seseorang tidak memiliki konflik terhadap diri sendiri maupun terhadap manusia lain, baik itu kelompok, organisasi, pemerintahan dan lainnya. Setiap individu juga pasti memiliki caranya masing-masing dalam menyelesaikannya, walaupun tak sedikit pula yang akhirnya menyerah dengan keadaan bahwa dia belum mampu menghadapinya. Adapun dalam setiap konflik “masalah” manusia dituntut untuk dapat menyelesaikannya, suatu waktu masalah tersebut dapat terselesaikan maka manusia tersebut dapat mengendalikan konflik atau pengendalian diri, disamping merasakan kepuasan diri.
              Dalam hal khusus konflik terhadap diri sendiri sama dengan memendam sebuah benci namun benci tersebut mungkin di ucapkan ataupun tidak, kebencian yang terpendam tersebut yang membuat konflik dalam diri sendiri, tidak ingin kebencian tersebut diketahui manusia yang bersangkutan, karena dapat merusak hubungannya dengan manusia lainnya. Namun yang lebih penting lagi bahwa konflik dalam diri sendiri sesuatu hal yang dapat merusak kejiwaan, walaupun itu tidak disadari.
              Disini diperkenalkan teori penyelesaian konflik menggunakan Rumus Segitiga (A,B dan C). A sama dengan atitute (sikap), B sama dengan behavior (prilaku) dan C sama dengan contradiction (pertentangan). Kontent dari 3 (tiga) hal ini diidentifikasi yang menjadi faktor-faktor dominan penyebab terjadinya konflik. Berdasarkan identifikasi, faktor mana yang dominan berpengaruh. Sehingga dapat ditawarkan berbagai alternatif solusi penyelesaian konflik.

Jadwal Praktikum Matematik Lanjut 1 (MatLan 1) 2KA 2010-2011

2KA01
------
2KA02
------
2KA03
------
2KA04
------
2KA05
------
2KA06
------
2KA07
------
2KA08
------
2KA09
------
2KA10
------
2KA11
------
2KA12
------
2KA13
------
2KA14
------
2KA15
------
2KA16
------
2KA17
------
2KA18
------
2KA19
------

download here (name of ur class) if u want see the schedule of ILAB each class

Jadwal Praktikum Tekhnik Pemrograman Terstruktur 1 (TPT1) 2KA 2010-2011

2KA01
------
2KA02
------
2KA03
------
2KA04
------
2KA05
------
2KA06
------
2KA07
------
2KA08
------
2KA09
------
2KA10
------
2KA11
------
2KA12
------
2KA13
------
2KA14
------
2KA15
------
2KA16
------
2KA17
------
2KA18
------
2KA19
------

download here (name of ur class) if u want see the schedule of ILAB each class

Budaya Organisasi

Organisasi (dalam bahasa Yunani: ὄργανον, organon atau alat) adalah suatu kelompok/ sekelompok orang dalam suatu wadah untuk suatu tujuan bersama.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana sekumpulan orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka jalani.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat contohnya (Organisasi Karang Taruna).

Suatu Oraganisasi/ atau budaya organisasi biasanya sering dilakukan atau tidak sengaja kita terlibat di dalamnya sebagai contoh : seseorang bekerja di suatu perusahaan, maka ia dituntut untuk dapat ber-Organisasi dengan baik dengan rekan kerjannya dalam perusahaan itu. Contoh lainnya seorang mahasiswa/siswa ia juga dituntut untuk dapat berorganisasi baik di dalam lingkungan belajar atau di luar lingkungan belajar mereka contoh : mahasiswa pada organisasi BEM/Himpunan Mahasiswa Fakultas, di kelas, dll. Siswa pada Organisasi Intra Sekolah (OSIS)mereka masing-masing dituntut untuk dapat menunjukkan kemampuan ber-organisasi dengan baik sesama teman yang berbeda kelas ataupun berbeda jurusan

Karakteristik budaya organisasi
Karakteristik dalam Budaya Organisasi meliputi :
+ Inovasi dan keberanian mengambil risiko/resiko. (biasanya dalam dunia kerja)
+ Perhatian pada hal-hal rinci.
+ Orientasi hasil.
+ Orientasi orang.
+ Orientasi tim.
+ Keagresifan.
+ Stabilitas.

*reference : http://id.wikipedia.org